RUANG LINGKUP
Dalam ruang lingkup matakuliah PPC ini membahas tentan pengertian pencegahan, perawatan dan cidera,prinsip-prinsip pencegahan cidera,penyebab dan Pencegahan Pada Cedera Olahraga,klasifikasi cidera olahraga,prinsip dasar penanganan dan perawatan Cedera,dan pertolongan pertama pada kecelakaan PPPK (P3K)
PENGERTIAN
A. Pencegahan
Pencegan merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk menghambat sesuatu hal yang akan terjadi, pencegahan juga bisa diartikan sebagai penanggulangan atau tindakan yang dilakukan agar hal yang tidak diingin kan tidak terjadi atau mengurangi dampak sesuatu hal yang tidak diinginkann terjadi.
Lebih lanjuda dapat di perjelas menurut teori yang di sampaikan oleh:
“pencegahan adalah proses, cara, perbuatan mencegah. Contonya seperti pencegahan kebakaran artinya upaya-upaya yang dilakukan agar kebakaran tidak terjadi” (KBBI; )
Berdasarkan kutipan diatas dapat di simpulkan bahwa “PENCEGAHAN” merupakan suatu proses atau cara yang di lakukan seseorang untuk menghentikan sesuatu hal agar tidak terjadi.
B. CEDERA
Cedera merupakan suatu ketika dimana telah terjadi gangguan pada sistem tubuh, yang di sebabkan oleh benturan ataupun kecelakaan kecil akibat aktifitas olahraga.
Lebih lanjuda dapat di perjelas menurut teori yang di sampaikan oleh:
Menurut Syamsuri E (1984 : 36), cedera adalah memar atau luka, atau dislokasi dari otot, sendi atau tulang yang disebabkan oleh kecelakaan, benturan (bodycontac) atau gerakan yang berlebihan sehingga otot, tulang, atau sendi tidak dapat menahan beban atau menjalankan tugasnya.
Menurut Drs. Andun Sudijandoko M.Kes.dalam bukunya yang berjudul Pencegahan dan Perawatan Cedera (2000:3) mendefinisikan cedera sebagai suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung cepat atau dalam jangka lama.
Bedasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa cedera merupakan gangguan pada sistem tubuh berupa memar, luka atau dislokasi otot, sendi atau tulang yang disebabkan akibat benturan atau kecelaan kecil akibat berolahraga
C. PERAWATAN
Perawatan merupakn suatu tindakan seseorang terhadap orang lain disaat orang tersebut tersebut mengalami problem terhadap kesehetan, kejiwaan, mental.Perawatan juga dapat di artikan sebagai tindakan yang diambil seseorang untuk menolong orang lain dalam keadaan darurat sebelum di tangani lebih lanjud oleh dokter
Lebih lanjuda dapat di perjelas menurut teori yang di sampaikan oleh:
Dorothea Orem (1971).Keperawatan ialah proses aksi dan interaksi untuk membantu individu dari berbagai kelompok umur dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatan mereka pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.
Lokakarya Keperawatan (1983) .Perawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang menyeluruh ditunjukkan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa perawatan merupakan proses aksi dan interaksi untuk membantu individu dan berbagai kelompok umur dalam peroses penyembuhan penyakit atau cedera yang di alami nya.
PRINSIP DASAR PENCEGAHAN CEDERA
1. Faktor Fasilitas
Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang. Lebih luas lagi tentang pengertian fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah. Fasilitas bila kurang atau tidak memadai,maka akan mudah terjadinya cedera.
Sarana prasarana olahraga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam. Contoh : lapangan permainan, kolam renang, dsb. (Wirjasanto 1984:154). Pengertian sarana prasarana tidak seperti yang di atas, namun ada beberapa pengertian lain menurut sumber yang berbeda pula. Sarana prasarana olahraga adalah semua sarana prasarana olahraga yang meliputi semua lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan program kegiatan olahraga..Jenis-Jenis Fasilitas dan Usaha Pencegahan Cedera Karena Fasilitas.Singkirkanlah batu, pecahan kaca,kayu,botol kaleng. debu di lintasan atau tempat yang akan dipergunakan.ada pun faktor-faktor fasilitas yaitu:
1. Lapangan sepak bola
Penyebab cedera yang ada dilapangan sepak bola yaitu adanya batu,botol-botol kaleng,lapangan yang tidak rata,becek/berlumpur,tiang bendera yang terlalu dekat sama gawang ,seharusnya 120 cm dari pingir lapangan,tiang gawang dan lain-lain.oleh karena itu singkirkan semua yang bisa menimbulkan terjadinya cedera,dengan cara membuat lapangan serata mungkin,membuaat tiang bendera jauh dari pinggir lapangan,dan membuang batu-batu yang ada dilapangan sepak bola.
2. Kolam renang
Tempat lompatan start yang licin terkadang bisa membuat berbahaya karena apabila penggunanya terpeleset bisa saja membuatnya cedera,Mata merah diakibatkan oleh kandungan klorin pada air. Klorin adalah bahan kimia yang biasa digunakan untuk membunuh kuman dan kaporit yang terlalu banyak di kolam renag bisa menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru, asma, erosi pada email gigi hingga kanker kandung kemih.
2. Penggunaan Sarana Pelindung
Sarana pelindung adalah alat-alat yang digunakan saat berolahraga.Sarana pelindung yang standart punya peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian peralatan/pelindung kaki dalam berolahraga yang mendapat banyak perhatian para ahli. Masing-masing cabang olahraga umumnya mempunyai model sepatu dengan cirinya sendiri. Yang paling banyak dibicarakan adalah sepatu olahraga lari. Hal ini di hubungkan dengan dominanya olahraga lari, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari orang lain.Jenis-Jenis Sarana Pelindung.Sarana pelindung adalah peralatan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga, yang akan menghindari terjadinya cedera, sarana pelindung yang harus diperhatikan untuk melindungi bagian tubuh adalah sebagai berikut :
· Pelindung kepala : Helm, helmet, haed guard
· Pelindung muka : Masker
· Pelindung mata : Gogleus
· Pelindung hidung : Nose Clip
· Pelindung gigi : Gum shield
· pelindung leher : Neck guard
· Pelindung tangan : Glop
· Pelindung badan : Body profector
· Pelindung paha / tungkai : Leg guard
· Pelindung lutut : Knee Pads
· Pelindung alat kelamin : Genital profector
· Pelindung tulang kering : Skin decker
· Pelindung kaki : Sepatu
3. Faktor Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian adaptasi terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan/aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan energi untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk kebutuhan-keperluan lainnya yang tajam. Di bawah ini akan ada beberapa ahli yang menjelaskan tentang apa sebenarnya kebugaran jasmani itu.
Menurut Judith Rink dalam Mochamad Sajoto (1988: 43), bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. Djoko Pekik (2004: 2), bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih menikmati waktu luangnya.Sedangkan menurut Engkos Kosasih (1985: 10), kebugaran jasmani adalah suatu keadaan seseorang yang mempunyai kekuatan (strength), kemampuan (ability), kesanggupan, dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa kelelahan. Rusli Lutan (2002: 7), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas.
Menurut Depdikbud (1997: 4), kebugaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya. T. Cholik Muthohir (1999) dalam Ismaryati (2006: 40), menyatakan bahwa kebugaran jasmani merupakan kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani Kondisi fisik adalah merupakan prinsip kunci dalam pencegahan cidera pada olahraga. Kondisi fisik yang baik akan mencegah terjadinya cidera pada waktu melakukan aktifitas olahraga. Juga akan mengurangi keparahan apabila mendapatkan cidera. Kemampuan maksimal dari penampilan seorang olahragawan akan diperoleh dengan kecukupan dalam kekuatan otot dan keseimbangan, power, daya tahan, kordinasi neuromuskuler, fleksibilitas sendi, daya tahan kardiovaskuler, dan komposisi tubuh yang sesuai untuk olahraga.Menurut Perry Howard (1997: 37-38) faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah: umur, jenis kelamin, somatotipe, atau bentuk badan, keadaan kesehatan, gizi, berat badan, tidur atau istirahat, dan kegiatan jasmaniah.
4. Faktor Psikologi
Seorang atlet olahraga harus memiliki mental bertanding yang baik. Mental bertanding yang baik menyangkut kepercayaan diri yang tinggi tetapi tidak sombong, tidak mudah cemas/grogi, tidak mudah marah/emosi tinggi dan sebagainya. Oleh karena itu pemantapan mental bertanding seorang atlet sangatlah penting untuk ditingkatkan, yaitu dengan cara diantaranya sebagai berikut :Melakukan pendekatan-pendekatan psikologis. Dimana lebih baik hal ini dapat kita lakukan pada seorang atlet sejak masa usia dini sehingga atlet memiliki bekal mental yang tangguh.
Faktor-faktor ornag cedera akibat fiskologi
a) Stres dalam berolahraga
Satu hal yang pasti adalah bahwa stress akan mengangu perhatian seorang atlit dengan kurangnya perhatian dari sekelilingnya.contohnya seseorng yang bertanding jika tidak ada yang mendukung dia saat bertandinng seseorang atlit itu akan merasa stres karena disekelilingnya tidak ada yang memberi ia semangat atau motivasi yang lebih dari penonton.
b) EmosioanaL
Reaksi pertama atlet yang mengalami cidera digambarkan seperti akan menghadapi kematian. Setelah itu megalami reaksi kesedihan yang ditandai dengan lima tahapan kesedihan: Penolakan,Kemarahan,Untung atau tidak (menawar) Depresi dan Menerima dan menyusun lagi
c) Mental
Contohnya: jika kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan, maka persepsi sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah kesalahan gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki, maka kesalahan gerak ini akan menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak meningkat, sehingga atlet menjadi kecewa dan lama kelamaan bisa menjadi frustrasi bahkan memiliki pikiran dan sikap negative terhadap prestasi olahraganya.
d) Truma olahraga
Seseorang akan takut melakukan olahraga karena ia pernah mengalami patah tulang atau terluka parah faktor yang mempengaruhi trauma.
1. Faktor individu /perorangan
2. Sarana olahraga
3. Jenis olahraga
4. Lingkungan
e) Kurnag percaya diri
Seorang atlit jika dalam suatu pertandingan kurang percaya diri akan menagkibatkan cedera.contohnya seornng atlit lompat jauh jika ragu-ragu melopat maka ia akan cedra pada ssat melakukan lompatan tersebut.
6. Faktor Prilaku Olahraga
Perilaku yang tidak sportif menimbulkan respon yang sama atau lebih jelek lagi.Kekuatan dan oleh karena itu juga cedera yang sama seringkali diderita baik oleh pelaku maupun oleh calon korbannya. Sebagai contoh niat untuk menendang kaki lawan dalam permainan sepak bola malahan kaki kita yang kesakitan karena sudah ada unsur yang tidak baik dalam diri ya.
7. Warming Up atau Pemanasan
Pemanasan sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera. Latihan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera. Metode pemanasan yang aktif lebih efektif daripada metode pasif seperti air hangat, bantalan pemanas, ultrasonik atau lampu infra merah. Metode pasif tidak menyebabkan bertambahnya sirkulasi darah secara berarti.Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan, hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.
Manfaat pemanasan dan pendinginan pada olah raga terutama untuk membantu mencegah terjadinya jantung koroner. Saat melakukan olahraga tentu saja nantinya akan terjadi aliran darah ke jantung, yang membuat jantung menjadi bekerja lebih berat. Dengan pemanasan terlebih dahulu, nantinya jantung tidak kaget.Jika tidak melakukan pemanasan, maka aliran darah yang menjadi lebih cepat dapat menyebabkan jantung kaget , sehingga dapat mmepengaruhi resiko terkena jantung koroner menjadi lebih besar.
8. Cooling Down atau Pendinginan
Pendinginan adalah mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah. Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke kepala. Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya asam laktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.
manfaat pendinginan setelah aktivitas olahraga ini nantinya akan membantu membuat tubuh menjadi lebih rileks dan juga tenang. Mengapa bisa demikian? Hal tersebut karena saat melakukan olahraga mengeluarkan keringat dan tenaga yang cukup banyak sehingga tubuh sendiri juga sangat perlu untuk beristirahat.Oleh karena itu berdiam diri dengan meluruskan kaki atau dengan manfaat berjalan kaki selama kurang lebih 5 sampai dengan 10 menit akan membuat tubuh lebih tenang.
CEDERA OLAHRAGA
Cedera olahraga merupakanrasa sakit yang di timbulkan karena berolahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh. Cedera olahraga biasa nya dapat terjadi akibat memaksakan kerja otot secara berlebihan tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Cedera olahraga yang di sampaikan para ahli:
(Imam Suhardi S.Pd) Cedera Olahraga adalah segala bentuk ruda paksa/trauma sebagai akibat berolahraga. Cedera olahraga terjadi karena ketidakmampuan jaringan (otot, persendian, tendon, kulit) dan organ tubuh lainnya dalam menerima beban latihan pada saat berolahraga
Hadianto W (1995 : 11) . Cedera dalam olahraga adalah segala macam cedera yang timbul pada waktu latihan ataupun pada watu pertandingan..
PERAWATAN CEDERA
Cedera pada saat melakukan olah raga memang kerap terjadi ketika seseorang tidak melakukan tahapan olah raga yang benar. Sering terjadi pula karena melakukan olah raga yang memang mengandung resiko, seperti bela diri, panjat tebing, dan lain-lain. Paling sering terjadi juga lantaran tidak menggunakan peralatan keamanan yang lengkap atau setting peralatan olah raga yang tidak benar. Metode pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah metode RICE.
Pertama, rest, lutut diistirahatkan dengan tidak digunakan untuk berjalan dahulu sampai bengkak hilang. Kedua, ice. Lakukan kompres dengan es atau air dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Berikutnya, compression. Lakukan balutan dengan compression bandage (elastic verband) untuk mengurangi bengkak. Terakhir, elevation, yaitu berbaring dengan tungkai ditinggikan untuk mengurangi bengkak Cedera olah raga yang kerapkali terjadi adalah pada anterior cruciate ligament (ACL). Ini adalah jaringan pada sendi lutut yang menghubungkan tulang tibia (tungkai bawah) dengan tulang femur (paha). Mencegah terjadinya pergeseran tulang tibia sewaktu kita beraktivitas. Ligamen ini sangat kuat dan terletak pada bagian tengah sendi lutut dan menyilang di bagian depan. Fungsinya untuk menstabilkan sendi lutut pada gerakan translasi (gerakan depan dan belakang) dan rotasi (gerakan berputar). Anterior cruciate ligament (ACL) sering mengalami cedera pada olahraga lari, lompat dengan gerakan berputar (pivot) dan berbelok yang tiba-tiba pada lutut, seperti sepakbola, voli, atau basket. Anterior cruciate ligament (ACL) juga dapat mengalami cedera pada waktu jatuh dengan tungkai bawah (tibia) terdorong ke belakang terhadap tulang paha (femur), seperti pada waktu jatuh akibat tackle pada sepak bola dan kecelakaan lalu lintas. Sebab lain adalah lompatan dengan lutut lurus yang berlebihan (hiperekstensi). Derajat kerusakan ACL ini tergantung posisi lutut, arah dan besar kekuatan benturan pada lutut waktu cedera. Cedera pada ACL sering terjadi pada usia antara 15-25, terutama yang aktif berolah raga dan lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.
Operasi Rekonstruksi
Gejala awal adalah nyeri langsung saat cedera disertai suara dari lutut akibat putusnya ligamen dan timbul bengkak yang terjadi beberapa waktu setelah cedera. Setelah nyeri dan bengkak berkurang, lutut terasa tidak stabil dan terasa seakan-akan lutut lepas. Pasien merasa berjalan melayang, seperti menggunakan sepatu roda karena perasaan tidak stabil pada lutut. Tujuan pengobatan awal adalah untuk mengurangi nyeri dan bengkak yang terjadi. Selanjutnya, kembali menguatkan gerakan lutut dan kekuatan otot lutut. Walaupun tindakan operasi nantinya akan dilakukan, pengobatan awal ini sangat penting untuk mengurangi komplikasi yang mungkin timbul setelah operasi. Kerusakan ACL hanya dapat diperbaiki dengan menggantinya, yaitu menggunakan tendon yang berasal dari bagian lain tubuh. Akan dilakukan rekonstruksi dengan operasi terbuka atau dengan minimal invasif.
Operasi minimal invasif lebih baik dari operasi terbuka karena tidak perlu waktu lama, mengurangi resiko infeksi, waktu penyembuhan cepat, dan hasilnya maksimal. Proses pemulihan minimal invasif dari cedera otot, memakan waktu hanya 3-6 bulan. Jika dilakukan dengan operasi terbuka, bisa lebih dari 6 bulan. Dari perspektif fungsional, banyak atlet yang pernah cedera ACL dan telah dilakukan operasi rekonstruksi serta rehabilitasi, telah mampu beraktivitas normal seperti biasa. Atlet amatir sekalipun dapat kembali melakukan olah raga seperti sedia kala. Namun, untuk menghindari terjadinya cedera ketika berolah raga, sebaiknya pilihlah olah raga yang sesuai dengan kondisi tubuh, baik dari sisi umur atau penyakit yang diderita. Lantas, persiapkan diri dengan peralatan olah raga yang benar dan lengkap serta lakukanlah fase-fase aktivitas olah raga dengan benar, mulai dari pemanasan, olah raga inti, sampai cooling down.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
Pengertian pertolongan pertama ialah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit ataupun cedera (kecelakaan) yang memerlukan penanganan medis Dasar. Sedangkan pengertian medis dasar ialah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dimiliki oleh orang awam atau orang awam yang terlatih secara khusus.
P3K adalah untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat dihindari.
Tujuannya adalah mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.